Kesatuan Bangsa School

Radikalisme, Memahami Fenomena Yang Membahayakan

Sebagai bagian dari kesemarakan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI. Berbagai sekolah biasa melaksanakan peringatan berupa upacara bendera atau perlombaan. Berbeda dengan sekolah lain, Kesatuan Bangsa School (KBS) melihat momen ini tidak sekedar upacara dan lomba namun sebagai saat yang sangat tepat guna menggugah semangat nasionalisme dan membekali anak didiknya dengan pengetahuan yang memperkaya nilai kebangsaan. Pihak manajemen dan dewan guru pun memutuskan untuk mengadakan sebuah sesi seminar kebangsaan dengan pilihan topik semangat anti radikalisme yang diselenggarakan untuk semua warga sekolah bertepatan pada hari Rabu, 14 Agustus 2024. Pada kesempatan ini tim guru mata pelajaran IPS didaulat menjadi fasilitator mengingat di saat bersamaan juga terlaksana pekan Ilmu Sosial di lingkungan KBS.

Seminar anti radikalisme yang terselenggara dilaksanakan di gedung AVR sekolah Kesatuan Bangsa dengan menghadirkan satu tim yang berasal dari Kesatuan Brimob Sentolo, Yogyakarta. Tim yang hadir diwakili tiga anggota kesatuan yaitu Brigpol W. Dika Pradana M., Aipda Yulianto dan Bripda M. Chairul Imam Bagoes S. Ketiga pemateri datang hadir tepat waktu dan telah menyiapkan serangkaian materi yang cukup lengkap dan mudah dipahami oleh siswa-siswi SMP maupun SMA Kesatuan Bangsa. Apalagi ketiga narasumber menyampaikan materi dengan penuh semangat diselingi dengan games-games pemecah kepenatan. Beberapa materi yang disampaikan dapat diringkas dalam beberapa bagian tulisan di bawah ini.

Keterangan: Aspirasi perubahan dapat disampaikan dengan bentuk unjuk rasa (dok. Brimob Sentolo)
Keterangan: Kerusuhan Mei 1998 salah satu contoh tindak radikalisme yang sangat merugikan

Radikalisme adalah suatu ideologi yang menganjurkan perubahan drastis dan radikal dalam sistem sosial, politik, dan agama, yang seringkali menggunakan tindakan kekerasan. Berikut beberapa pendapat menurut para ahli terkait radikalisme. Kartodihardjo (1985) menyatakan mengatakan bahwa dalam lingkup keagamaan, radikalisme merupakan gerakan keagamaan yang berusaha merombak secara total tatanan sosial dan politik yang ada, dengan jalan kekerasan. Sementara itu Hafid (2020) mengatakan bahwa gerakan radikalisme adalah sikap atau semangat yang membawa pada tindakan, dengan tujuan untuk melemahkan dan mengubah tatanan yang sudah ada, menjadi gagasan atau pemahaman baru. Gerakan perubahan ini, kadang disertai dengan tindak kekerasan. Dari beberapa pengertian yang diajukan maka dapat ditarik satu benang merah mengapa radikalisme itu berbahaya yaitu muara dari pemahaman tersebut adalah tindak kekerasan yang tentu bisa sangat merugikan dan membahayakan kehidupan bersama.

Lepas memahami pengertian dari radikalisme siswa-siswi diajak memberikan contoh peristiwa-peristiwa penting contoh meletusnya gerakan radikalisme dengan motif-motifnya. Ekspos media ternyata masih kurang mendapat perhatian siswa sekolah menengah saat siswa diajak memberi contoh ini. Akhirnya contoh dipersilakan diambil dari peristiwa yang sering dipelajari dalam pelajaran Sejarah Nasional. Contoh pertama yang cukup diperbincangkan adalah radikalisme dengan motif ideologi dan politik yang hingga saat ini masih sering diperingati yaitu Gestapu yaitu peristiwa kudeta yang dilakukan PKI guna mengubah ideologi bangsa Indonesia menjadi berideologi komunisme. Contoh kedua adalah radikalisme bermotif agama seperti peristiwa Bom Bali baik pertama (2002) maupun yang kedua (2005). Contoh selanjutnya adalah radikalisme bermotif ekonomi yang terekam dalam peristiwa kerusuhan di bulan Mei tahun 1998 di mana banyak terjadi peristiwa pengrusakan dan penjarahan.

Dari beberapa contoh aksi radikalisme tersebut pemateri kemudian mengajak para siswa mengevaluasi dampak buruk atau kerugian yang mengiringi peristiwa-peristiwa tersebut mulai hilangnya nyawa warga yang tidak berdosa, ketidakstabilan politik dan negara, mundurnya sektor pariwisata, kemerosotan ekonomi dan hancurnya industri pariwisata, saling kecurigaan dan lain sebagainya. Ternyata dampak buruk dari sebuah tindak radikalisme bersifat luas dan masif sedangkan hampir tidak ada hal positif yang dihasilkan dari tindakan radikal ini. Dari sini, semua audience membulatkan tekadnya untuk sama-sama membentengi diri dan menanggulangi ancaman bahaya dari radikalisme.

Sebelum menemukan cara menanggulangi radikalisme para siswa diajak mengetahui ciri organisasi atau gerakan radikal dan bagaimana mereka menyebarkan pemahamannya. Radikalisme dapat menyebar dengan banyak cara. Cara yang umum digunakan adalah melalui kajian atau pertemuan tertutup di mana dalam kajian ini terjadi washing brain (pencucian otak). Di sinilah doktrin menyimpang ditanamkan secara perlahan dan terus menerus kepada target anggota baru yang hendak direkrut. Berita bersifat propaganda dari media online juga menjadi salah satu cara penyebaran faham radikal. Meskipun media-media yang terindikasi memiliki konten-konten keras sudah dibekukan oleh pihak kepolisian dan kementerian komunikasi dan informatika, akan tetapi celah itu tetap ada justru dari media sosial yang rentan disusupi hoaks dan ideologi radikal. Cara lain yang biasa dijadikan media infeksi paham radikal adalah pengalaman traumatis persona ataupun kelompok rentan. Biasanya trauma ini diderita pribadi atau dari keluarga baik berupa pelecehan, kekerasan dan sebagainya. Pendampingan intensif oleh badan atau lembaga bahkan masyarakat sekitar terhadap korban penderita trauma mutlak dibutuhkan untuk menolong kelompok rentan ini.

Lebih jauh membahas tentang tips mencegah dan menanggulangi radikalisme ada beberapa usaha yang dibagikan oleh para pemateri dan berdasar pengalaman para guru yang terlibat dalam seminar.Usaha-usaha pencegahan tersebut meliputi edukasi dan literasi, pemberdayaan masyarakat, penguatan hukum hingga kerjasama internasional. Edukasi dan literasi meliputi usaha menggugah kesadaran masyarakat tentang bahaya radikalisme dan pentingnya toleransi. Para orang tua, guru, tokoh masyarakat dan pemuka agama memegang peran yang sangat penting di sini. Selain itu langkah ini juga perlu dilakukan oleh tiap individu dengan meningkatkan bacaan dan wawasan. Dengan bertambahnya pengetahuan, khazanah ilmu dan wawasan maka pemikiran makin terbuka dan tidak sempit. Sehingga semakin baik kita memilah yang baik dari yang buruk, yang benar dari yang salah.

Keterangan: Edukasi dalam bentuk diskusi dengan masyarakat jalan efektif mencegah radikalisme (courtesy Pemerintah Kab. Trenggalek)

Langkah selanjutnya yaitu pemberdayaan masyarakat khususnya dalam mencegah penyebaran radikalisme, membangun budaya gotong royong, toleransi dan menciptakan perdamaian. Tidak kalah penting adalah penguatan hukum yang tegas menindak radikalisme dan terorisme. Hukum juga perlu kuat untuk memberikan jaminan keadilan dalam setiap sendi kehidupan. Sedangkan Kerjasama Internasional mutlak diperlukan karena para penganut paham radikal tidak selalu lone wolf (individu yang bergerak sendiri) akan tetapi seringkali merupakan bagian dari suatu jaringan gerakan yang bersifat transnasional. Kerjasama yang baik dapat saling bantu dalam memantau, mewaspadai, mencegah dan menumpas adanya gerakan radikal ini.

Seminar ditutup bersama dengan semangat dan kebulatan tekad untuk saling menjaga di antara warga Kesatuan Bangsa School dari bahaya pemikiran dan tindakan radikal. Sebagai bagian dari masyarakat warga sekolah juga akan berperan serta aktif dalam usaha-usaha melindungi dan mewaspadai sekitar dari fenomena yang membahayakan ini.

id_IDIndonesian