Kesatuan Bangsa School

SMP Kesatuan Bangsa Usung Waspada Cyber Grooming Melalui OPSI

posted on November 5, 2025

Era digital saat ini yang diakrabi generasi muda kini menghadirkan peluang sekaligus ancaman bagi kategori anak dan remaja. Peluang finansial, ekspos, informasi menjadi sampingan positif namun sampingan negatif semisal fenomena cyber grooming juga menjadi ancaman yang mengintai.

Cyber grooming adalah proses manipulasi psikologis di dunia maya yang dilakukan pelaku untuk mengeksploitasi korban secara seksual. Fenomena ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Calya Cetta Mecca dan Naura Shafa Zahira, dua siswa yang kini duduk di kelas akhir SMP Kesatuan Bangsa untuk meneliti dan mengkampanyekan waspada Cyber Grooming ini yang menyasar anak-anak dan usia remaja. Didampingi Ms. Eti Fari’ah sebagai guru BK, mereka mencoba mengangkat keresahan ini dan mendaftarkan penelitiannya ke Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) sebagai sarana yang tepat untuk berbagi kesadaran yang sama akan bahaya cyber grooming dimaksud.

Proposal mereka untuk OPSI 2025 ternyata mendapatkan respon positif dengan lolosnya mereka sebagai salah satu dari 5 perwakilan DIY dalam final OPSI. Secara ringkas mereka menjelaskan penelitian mereka di depan para dewan guru pembimbing SSP (tim proyek penelitian sekolah). Calya dan Shafa mengungkapkan temuan mereka bahwa cyber grooming ini pada ujungnya mengarah sebagai bentuk eksploitasi seksual dengan segala bentuknya. Mereka menekankan bahwa eksploitasi seperti ini diawali dengan penggunaan bahasa atau tutur ilokusi yang dilancarkan oleh para predator kepada calon korbannya. Tutur ilokusi ini adalah bahasa yang mengandung maksud eksploitatif tersembunyi yang disampaikan oleh predator kepada para calon korbannya yang kebetulan adalah kategori anak dan remaja.

Penelitian Calya dan Shafa ini cukup intens di mana mereka ternyata mengumpulkan pola penggunakan tutur ilokusi ini cukup jauh ke belakang. Tangkapan layar tutur ilokusi yang mereka temukan ini bahkan tercatat tertanggal pertama kali dilakukan pada 2022. Mereka meyakinkan bahwa cyber grooming harus diwaspadai dan dicegah dengan mengenali pola penggunaan tutur ilokusi ini dan menyebarkan temuan ini agar menjadi kesadaran bersama. Selanjutnya mereka berharap dapat mendalami penelitian ini sehingga dapat menawarkan strategi komprehensif bagi orang tua, guru dan anak atau remaja sendiri untuk melindungi dari ancaman cyber grooming yang nyata terus mengintai.

Post terbaru

id_IDIndonesian